9

Kisah Miris Pasutri di Sumenep Tinggal di Gubuk Tak Layak Huni

  • Bagikan
Kisah Miris Pasutri di Sumenep Tinggal di Gubuk Tak Layak Huni
Kisah Miris Pasutri di Sumenep Tinggal di Gubuk Tak Layak Huni

Sumenep, Madura Update – Fauzan dan Sulaiha, pasangan suami istri (Pasutri) di Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur, harus rela tinggal di rumah gubuk yang sudah tidak layak huni.

Pasutri warga Dusun Brekas Daja RT/RW 003/007 Desa Guluk Guluk, Kecamatan Guluk Guluk itu sudah dua tahun tinggal di gubuk reyot sejak kehilangan rumahnya akibat bencana.

Dua tahun silam, rumah yang menjadi tempat berlindung keduanya saat siang dan malam roboh setelah diterjang hujan lebat yang mengguyur daerah tersebut.

Baca Juga :  Satu Tahun Bupati Achmad Fauzi

Sulaiha dan Fauzan hanya bisa pasrah saat bencana alam itu menimpa dan menghancurkan rumah satu-satunya. Karena tidak ada biaya untuk membangun kembali rumah yang sudah hancur, sehingga setiap hari dan malam mereka harus tidur di gubuk yang tidak layak huni.

“Saat hujan lebat, terkadang saya tidur di dapur yang menyatu dengan kandang ternak, karena saya takut gubuk yang saya tempati roboh kembali,” ucap Sulaiha dengan nada sedih. Jumat, 17 Mei 2024

Menurut pengakuan Sulaiha, sebelum rumahnya roboh, pernah ada seseorang yang datang untuk mengambil gambar rumah mereka. Orang tersebut berjanji akan mengurus bantuan renovasi, namun hingga kini bantuan tersebut tak kunjung tiba.

Baca Juga :  PWRI Sumenep Berbagi dengan Abang Becak

“Untung saat rumahku roboh saya dan suami bisa menyelamatkan diri,” ujar Sulaiha dengan suara lirih.

Pasangan Fauzan dan Sulaiha mengaku pernah menerima bantuan berupa beras dan uang setelah kejadian tersebut, namun bantuan itu hanya bersifat sementara dan kini mereka tidak lagi menerima bantuan apapun.

“Dulu kami menerima bantuan berupa uang dan beras tapi sekarang tidak menerima lagi,” tambah Sulaiha.

Saat ini, keinginan terbesar Fauzan dan Sulaiha adalah membangun kembali rumahnya yang sudah roboh. Namun, dengan kondisi keuangan yang ada, keduanya hanya bisa pasrah dan tetap tinggal di gubuk yang sudah tidak layak huni.

Baca Juga :  Peduli Kemanusiaan, BPRS Bhakti Sumekar Salurkan Bantuan Untuk Rakyat Palestina

“Mau bagaimana lagi mas. Kami harus tinggal di gubuk ini,” pungkasnya. (mad/kara)

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *