Sumenep, Madura Update – Dalam rangka memperingati Hari Santri Nasional (HSN) 2025, Bupati Sumenep Achmad Fauzi Wongsojudo mewajibkan seluruh Aparatur Sipil Negara (ASN) dan Non-ASN mengenakan busana ala santri selama tiga hari, mulai tanggal 22 hingga 24 Oktober 2025.
Kewajiban ini ditegaskan melalui Surat Edaran Bupati Nomor 35 Tahun 2025, sebagai bentuk penghormatan dan peneladanan terhadap perjuangan santri dan ulama dalam merebut serta mempertahankan kemerdekaan Indonesia.
Dalam SE tersebut dijelaskan bahwa untuk ASN laki-laki wajib mengenakan sarung, atasan baju muslim putih lengan panjang, dan peci hitam.
Sementara untuk ASN perempuan wajib mengenakan baju muslimah serba putih lengkap dengan kerudung atau jilbab.
Bupati Fauzi mengungkapkan, kebijakan ini melampaui formalitas. Ini adalah langkah afirmatif untuk menegaskan nilai-nilai luhur yang melekat pada tradisi santri, seperti kejujuran, kesederhanaan, dan semangat kebangsaan.
“Hari santri ini momentum bagi seluruh elemen masyarakat untuk meneladani nilai-nilai keikhlasan, disiplin, dan semangat kebangsaan yang diwariskan para santri,” ujar Bupati Fauzi.
Pengecualian: Pelayan Publik Urgen Tetap Berseragam
Meskipun bertujuan menanamkan nilai-nilai luhur, Bupati memastikan kebijakan ini tidak menghambat pelayanan publik.
“ASN berpakaian santri tidak berlaku bagi aparatur pemerintah yang sifat pekerjaannya memiliki ciri khusus teknis operasional,” jelasnya.
Dengan demikian, pegawai di sektor vital seperti Satpol PP, BPBD, Perhubungan, serta seluruh pegawai pelayanan kesehatan (RS dan Puskesmas) tetap menggunakan seragam kerja normal mereka.
Peringatan HSN 2025 di Sumenep sendiri akan mengusung tema besar “Mengawal Indonesia Merdeka Menuju Peradaban Dunia,” ditandai dengan pelaksanaan Upacara Bendera pada Rabu (22/10/2025). (gem/kara)
