9

Optimalisasi SDM Lokal dalam Program Koperasi Merah Putih: Sinergi antara Desa dan Kota

  • Bagikan
Zaini (Pengamat Ekonomi & Politik)
Zaini (Pengamat Ekonomi & Politik)

Oleh : Zaini (Pengamat Ekonomi & Politik)

Mimbar, Madura Update – Berita mengenai rencana perekrutan dari kalangan pensiunan hingga sarjana penganggur sebagai pegawai Koperasi Merah Putih merupakan suatu langkah strategis dalam menghadapi persoalan pengangguran sekaligus mendongkrak pertumbuhan ekonomi nasional.

Sebagaimana yang di sampaikan Menteri Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal Yandri Susanto mengatakan, kalangan pensiunan hingga sarjana yang penganggur bisa direkrut menjadi pekerja di Koperasi Merah Putih dalam agenda Kick-off & Sosialisasi Instruksi Presiden Republik Indonesia No. 9 Tahun 2025, secara virtual yang dikutip dari Youtube KemendesPDT, Selasa (15/4/2025).

Dalam implementasinya, penekanan diberikan pada pengutamaan sumber daya manusia (SDM) dari desa setempat, meskipun berada di kawasan perkotaan serta mengajak para sarjana nganggur di kota untuk kembali ke desa dan dilatih menjadi manajer atau pelaksana koperasi yang profesional.

Pendekatan ini sejalan dengan target pertumbuhan ekonomi sebesar 8 persen yang telah diembankan oleh President Prabowo Subianto, dengan tujuan menciptakan ekosistem kerja yang inovatif, produktif, dan menyerap tenaga kerja secara luas.

Pengurangan Pengangguran sebagai Katalis Pertumbuhan Ekonomi
Salah satu teori ekonomi yang mendukung penurunan angka pengangguran dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi adalah Okuns Law.

Teori ini menyatakan bahwa terdapat hubungan empiris antara penurunan tingkat pengangguran dengan peningkatan output ekonomi, diukur melalui produk domestik bruto (PDB).

Secara sederhana, semakin banyak tenaga kerja yang terserap ke dalam kegiatan produktif, maka potensi peningkatan produksi akan semakin tinggi, yang kemudian mendorong perputaran ekonomi secara menyeluruh.

Dengan demikian, program perekrutan sebagai pegawai koperasi tidak hanya berfokus pada penyediaan lapangan kerja baru, tetapi juga berupaya mengoptimalkan kontribusi SDM dalam menghasilkan nilai tambah ekonomi di seluruh spektrum masyarakat.

Baca Juga :  Kiai Ali Fikri Tidak Gagal dan Juga Tidak Pernah Membelot!

Implementasi program koperasi merah putih dengan sinergi desa dan kota. Program yang dirancang untuk mengutamakan SDM dari desa, meskipun mereka saat ini berada di kota, memiliki sejumlah keunggulan.

Pertama, SDM dari desa biasanya memiliki semangat gotong royong dan kearifan lokal yang menjadi modal penting dalam mengelola koperasi.

Kedua, dengan mengajak kembali sarjana nganggur dari kota, program ini bertujuan untuk membangun jaringan koneksi antara potensi pendidikan yang tinggi dan pengalaman lapangan di desa.

Para sarjana tersebut, setelah mendapatkan pelatihan intensif, dapat berperan sebagai manajer atau pelaksana yang mampu mengelola koperasi Merah Putih secara profesional dan inovatif.

Dengan demikian, koperasi tidak hanya berfungsi sebagai tempat menampung tenaga kerja, tetapi juga sebagai mesin penggerak ekonomi berbasis komunitas yang memiliki daya saing tinggi.

Langkah strategis ini juga memberikan dorongan untuk mengintegrasikan potensi desa ke dalam dinamika ekonomi nasional. Dengan memanfaatkan SDM lokal, program tersebut diharapkan dapat memperkuat fondasi ekonomi desa yang seringkali menjadi sumber daya yang terabaikan.

Sinergi antara para profesional muda yang berasal dari kota dan potensi lokal desa akan membuka ruang bagi inovasi, peningkatan produktivitas, serta pengembangan model-model koperasi yang adaptif dan responsif terhadap tantangan global.

Pembelajaran dari Pengalaman Amerika Serikat

Contoh nyata dari keberhasilan kebijakan pengurangan pengangguran dapat dilihat dari pengalaman Amerika Serikat. Setelah masa resesi yang melanda perekonomian global, AS berhasil merevitalisasi pasar tenaga kerjanya melalui kebijakan-kebijakan fiskal dan moneter yang proaktif.

Penurunan angka pengangguran yang signifikan memicu peningkatan konsumsi, investasi, dan, pada akhirnya, pertumbuhan ekonomi yang stabil. Kesuksesan tersebut menunjukkan bahwa ketika lapangan kerja bertambah, maka daya beli masyarakat meningkat sehingga memicu efek multiplier yang menggerakkan kembali seluruh sektor ekonomi.

Baca Juga :  Angka Kemiskinan

Pengalaman ini memberikan pembelajaran penting bahwa pendekatan untuk mengurangi pengangguran merupakan langkah strategis dalam mencapai target pertumbuhan ekonomi yang ambisius, sama seperti sasaran 8 persen yang telah ditetapkan oleh pemerintah Indonesia.

Peran Vital Kepala Desa dalam Implementasi Program

Keberhasilan program pengurangan pengangguran melalui Koperasi Merah Putih sangat bergantung pada eksekusi di tingkat lokal. Kepala desa memiliki peran yang krusial karena mereka adalah ujung tombak dalam merealisasikan kebijakan pembangunan di lapangan.

Oleh karena itu, kepala desa harus menjalankan tugasnya dengan sepenuh hati dan fokus pada kepentingan ekonomi masyarakat. Tidak boleh ada ruang bagi intervensi politik praktis atau ambisi pribadi yang dapat menghambat implementasi program ini.

Dengan integritas dan komitmen yang tinggi, kepala desa harus memastikan bahwa setiap langkah untuk merekrut dan melatih tenaga kerja baik dari kalangan pensiunan, lulusan sarjana, maupun tenaga kerja terampil berlangsung sesuai dengan rencana dan memberikan dampak positif pada perekonomian lokal.

Pendekatan kepemimpinan yang berorientasi pada kepentingan ekonomi ini menuntut transparansi, akuntabilitas, dan keterlibatan aktif masyarakat dalam setiap tahap proses. Kepala desa diharapkan dapat menjalin komunikasi yang efektif dengan perangkat pemerintah, koperasi, serta para calon manajer dan tenaga kerja.

Dengan memprioritaskan kesejahteraan ekonomi masyarakat, mereka dapat memastikan bahwa program ini tidak hanya berfokus pada angka-angka statistik pengangguran, tetapi juga membawa manfaat nyata berupa peningkatan kualitas hidup, produktivitas, dan daya saing ekonomi di tingkat desa.

Baca Juga :  Pentingnya Pendidikan Pancasila Bagi Generasi Milenial

Kesinambungan Program untuk Pertumbuhan Ekonomi Nasional

Sinergi antara penyerapan tenaga kerja, optimalisasi SDM lokal, dan kepemimpinan yang proaktif merupakan fondasi utama dalam mendorong pertumbuhan ekonomi.

Dengan terus mengurangi angka pengangguran melalui program-program inovatif seperti Koperasi Merah Putih, perekonomian nasional akan memperoleh stimulus yang signifikan.

Hal ini sejalan dengan kebijakan makro pemerintah dalam menargetkan pertumbuhan ekonomi 8 persen, yang sangat bergantung pada peningkatan produktivitas dan daya beli masyarakat.

Selain itu, efek positif yang dihasilkan dari program ini bersifat multiplikatif. Penurunan pengangguran akan meningkatkan konsumsi masyarakat, yang pada gilirannya merangsang produksi dan investasi di berbagai sektor.

Peningkatan investasi ini tidak hanya memperkuat fondasi ekonomi nasional, tetapi juga membuka peluang baru bagi inovasi, kewirausahaan, dan peningkatan kualitas sumber daya manusia secara menyeluruh.

Harapannya di tengah tantangan global dan domestik, keberhasilan program ini sangat bergantung pada sinergi antara pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan seluruh lapisan masyarakat.

Transformasi ekonomi melalui pemberdayaan SDM lokal harus didukung oleh kebijakan yang konsisten, infrastruktur yang memadai, dan pelatihan yang terstruktur dengan baik.

Kepala desa harus berperan sebagai agen perubahan yang mengutamakan kepentingan ekonomi demi kemajuan bersama, tanpa terjebak dalam dinamika politik praktis.

Melalui program ini, diharapkan tidak hanya angka pengangguran yang bisa ditekan, tetapi juga terbentuknya ekosistem koperasi yang kuat, inovatif, dan mampu bersaing di tingkat nasional maupun global.

Integrasi antara potensi profesional dari kota dengan kearifan lokal desa akan menjadi model pembangunan ekonomi yang inklusif, berkelanjutan, dan dapat dijadikan contoh bagi daerah lain. (*)

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *